Makalah
Zakat,
haji, dan wakaf
DI
SUSUN OLEH :
KELOMPOK
: (SATU) 1
KELAS : X.9 (SEPULUH SEMBILAN)
KETUA : FAHMI FATURAHMAN FAUZI
ANGGOTA : R. ARIFIN ADI NUGRAHA
ASRUL SUHARDIANSYAH
ASHABUL KAHFI
ANDI SABBI
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 MAKASSAR
MAKASSAR
2013
BAB I
ZAKAT
1.1.
Pengertian zakat
Zakat berarti suci
dan tumbuh dengan subur . sedangkan menurut istilah syara zakat ialah mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah
wajib , sesuai perintah Allah SWT kepada orang-orang yang telah memenuhi
syarat-syaratnya dan sesuai pula dengan ketentuan hukum islam. Zakat termasuk
rukun islam ketiga dan hukumnya fardhu
ain untuk setiap muslim dan muslimah yang sudah memenuhi syaratnya .
Dalam
zakat ada 2 istilah yaitu muzaki yang
artinya “seseorang yang memberikan zakat”
dan mustahik yang artinya “seseorang yang
menerima zakat” bagi muzaki zakat
berarti membersihkan hartanya dari hak-hak mustahik
sedangkan bagi mustahik zakat berarti
membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela terhadap para muzaki. Allah SWT berfirman sebagai berikut :
خُدْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْىِهمْ
بِهَا ﴿ التوبة:١٠٣﴾
Artinya :
“Ambilah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan menyucikan mereka “ (Q.S
At-Taubah, 9: 103)
Manfaat
zakat yang lain adalah dapat menyebabkan harta para muzaki subur. Rasulullah SAW
bersabda sebagai berikut :
(مسعودبناعنلخطىبارواه) حَصِّنُواْ
أَمْوَالَكُمْ بِالزَّ كَاةِ
Artinya : “Bentengilah
dan suburkanlah hartamu itu dengan zakat.” (H.R. Al-Khatib dari Ibnu Mas’ ud).
1.2. Macam-macam zakat dan ketentuannya
Zakat dapat di bagi menjadi dua macam, yaitu zakat fitrah
(zakat pribadi) dan zakat mal (zakat
harta).
a. Zakat
Fitrah
Zakat
fitrah adalah sedekah wajib yang dibayarkan manjelang Idul
Fitri dengan beberapa ketentuan dan persyaratan .
Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut :
·
Orang yang
mengeluarkan zakat harus beragama islam.
·
Pada waktu
terbenam matahari hari terakhir bulan ramadhan orang tersebut sudah lahir dan
masih hidup tapi jika orang tersebut lahir sesudah terbenam matahari dan
meninggal sebelum terbenam matahari di hari terakhir bulan ramadhan maka orang
itu tidak wajib membayar zakat fitrah.
·
Orang tersebut
mempunyai kelebihan harta untuk keperluan makan pada hari raya.
b. Zakat Mal
Harta yang wajib di keluarkan zakatnya adalah :
·
Emas, perak, dan
mata uang.
·
Harga perniagaan.
·
Hewan ternak .
·
Buah-buahan dan
biji-bijian yang dapat dijadikan makanan pokok.
·
Barang tambang
dan harta rikaz (harta terpendam).
Syarat wajib zakat emas, perak, mata uang, dan harta perniagaan adalah
sebagai berikut :
·
Pemiliknya orang
islam yang merdeka (bukan hamba sahaya).
·
Merupakan milik
pribadi dan menjadi hak penuh pemiliknya.
·
Sampai nisabnya
(jumlah minimum yang dikenakan zakat).
·
Harta tersebut
telah dimiliki genap satu tahun.
Daftar nisab jenis harta dan besar
zakatnya
No
|
Jenis
harta
|
Nisabnya
|
Besar
zakatnya
|
1
|
Emas
|
20 dinar (
|
2.5%-nya
|
2
|
Perak
|
200 dirham (
|
2.5%-nya
|
3
|
Uang kontan
|
Senilai dengan emas
|
2.5%-nya
|
4
|
Harta perniagaan
|
Senilai dengan emas
|
2.5%-nya
|
5
|
Sapi / kerbau
|
a.
30-39 sapi
b.
40-49 sapi
|
a.1 sapi umur 1 thn
b.2sapi umur 2 thn
|
6
|
Kambing / domba
|
a.
40-120 kambing
b.
121-200 kambing
|
a. 1 ekor kambing
b. 2 ekor kambing
|
1.3. Pengelolaan zakat di indonesia
azas
dan tujuan pengloaan zakat ada dalam bab II, pasal 4 dan 5 undang-undang No. 38
Th. 1999 disebutkan bahwa pengelolaan zakat berdasarkan iman dan takwa,
keterbukaan, dan kepastian hukum sesuai dengan pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, sedangkan pengelolaan zakat bertujuan:
·
Meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama.
·
Meningkatkan
fungsi dan peranan keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahtraan masyarakat dan
keadilan sosial.
·
Meningkatkan
hasil guna dan daya guna zakat.
BAB II
HAJI
2.1.
Pengertian
Haji dan Umrah
Pengertian “haji” menurut
istilah ulama fikih adalah menyengaja maendatangai ka’bah (baitullah) untuk
menunaikan amalan-amalan tertentu (antara lain tawaf, dan sa’i). Sedangkan Umrah menurut istilah ulama
fikih adalah sengaja mendatangi ka’bah untuk melaksanakan amalan tertentu, yang
terdiri dari tawaf, sa’i, dan bercukur.
Ibadah haji adalah salah satu rukun islam. Dalam sebuah hadis
ditegaskan :
عَنْ
عَبْدِ اللّٰهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بُنِيَ الْإِسُلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَإِيْقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيْتَاءِ
الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
(رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abdullah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
‘Islam itu dibina atas lima perkata: pengakuan (syahadat) bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad hamba-Nya serta Rasul-Nya, mendirikan shalat,
membayar zakat, haji ke Baitullah (ka’bah), dan puasa Ramadan.’” (H.R. Muslim)
2.2.
Dasar hukum Haji dan Umrah
Dasar hukum haji dan umrah ialah Al-Qur’an Surah Ali ‘Imran,3:
97, Al-Baqarah, 2: 196-197, dan Al-Hajj, 22: 27-28. Dalam Surah
Ali ‘Imran, 2: 97 Allah SWT Berfirman:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ
حَجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ
اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ العٰلَمِيْنَ ﴿ اٰل
عمران:٩٧﴾
Artinya:
‘Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak
membutuhkan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S.
Ali ‘Imran, 3: 97)
Adapun syarat-syarat wajib haji itu sebagai berikut :
·
Beragama
Islam.
·
Berakal
sehat.
·
Balig.
·
Merdeka,
bukan hamba sahaya.
·
Kuasa
atau mampu mengerjakan (istitaah)
2.3. Azas, tujuan dan penyelenggaraan haji di Indonesia
Undang-undang
yang mengatur penyelenggaraan haji di Indonesia adalah Undang-Undang Republik
Indonesia No. 17 Tahun 1999 yang telah mendapat persetujuan dewan DPR RI dan
disahkan di Jakarta pada tanggal 3 mei 1999 oleh presiden republik Indonesia,
Bacharuddin Jusuf Habiebie (mantan ketua umum Ikatan Cendikiawan muslim
Indonesia).
Penyelengaraan
haji berdasarkan azas keadilan memperoleh kesempatan, perlindungan, dan
kepastian hukum sesuai dengan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Penyelegaraan
ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
yang sebaik-sebaiknya melalui sistem dan menejemen penyelenggaraan yang baik
agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar, dan nyaman
sesuai dengan tuntunan agama serta jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji
secara mamdiri, sehingga diperoleh haji mabrur.
Untuk
pendaftaran setiap warga negara yang beragama islam yang akan menunaikan haji
diwajibkan untuk mendaftarkan diri ke Departemen Agama Kabupaten/Kota, dengan
memenuhi sejumlah persyaratan antara lain:
·
Mempunyai
KTP asli yang masih berlaku
·
Sehat
jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat dari dokter.
·
Bagi
wanita harus di sertai oleh suami atau marham.
·
Berusia
minimal 17 tahun
·
Menyerahkan
fotokopi bukti tabungan haji pada BPS BPIH dengan jumlah minimal Rp.
20.000.000,-
·
Menyerahkan
pas foto dengan ukuran 3X4 sebanyak 31 lembar dan ukuran 4X6 sebanyak 2 lembar.
BAB III
WAKAF
3.1. pengertian wakaf dan rukunnya
Wakaf ialah
menyerahkan sesuatu benda yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya, maupun
oleh masyarakat ataupun perorangan. Wakaf ini sangat dianjurkan oleh Allah SWT
sehingga para sahabat banyak yang mengamalkannya Allah berfirman:
لَنْ تَنَالُوْا الْبِرَّ
حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَۗ
﴿اٰل عمران:٩٢﴾
Artinya
: “kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu sanyangi.”(Q.S. Ali
‘Imran, 3: 92)
Hal-hal yang
termasuk rukun wakaf adalah sebagai berikut:
·
Wakif
(yang bertawakal) dengan syarat kehendak sendiri bukan karena di paksa.
·
Mauquf
barang yang diwakafkan.
·
Mauquf
‘alaihi (tempat berwakaf).
·
Lafal atau ucapan wakaf.
3.2. Harta yang diwakafkan
Harta yang
diwakafkan syaratnya adalah:
·
Kekal
zatnya walaupun manfaatnya diambil.
·
Kepunyaan
yang berwakaf dan hak miliknya dapat berpindah-pindah.
Ketentuan-ketentuan
lain yang mengenai harta wakaf, yakni harta wakaf itu terlepas dari milik orang
yang berwakaf. Harta wakaf itu tidak boleh dijual, tidak boleh diberikan
(hibah), dan tidak boleh diwariskan .
Manfaat
wakaf bagi yang menerima wakaf atau masyarakat, sangat banyak antara lain:
·
Dapat
menghilangkan kebodohan.
·
Dapat
menghilangkan (mengurangi) kemiskinan .
·
Dapat
menghilangkan (mengurangi) kesenjangan sosial.
·
Dapat
memajukan serta menyejahterakan umat.
kok tidak ada penutupnya..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusthanks ... artikelnya
BalasHapusthanks, izin copy buat tugas
BalasHapus