Labels

Selasa, 30 April 2013

Fort Rotterdam, makam Sultan Hasanuddin dan Taman prasejarah Leang-Leang



Tugas makalah
Fort Rotterdam, makam Sultan Hasanuddin dan Taman prasejarah Leang-Leang














                                                               Disusun oleh:
Kelompok :
Kelas         : X.9 (sepuluh sembilan)
Ketua         : Fahmi Faturahman Fauzi
Anggota     :                                                     





BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR
السّلام عليكم ورحمةالله وبراكاتة       
Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena oleh karenanya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
 Dalam penulisan makalah ini kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada teman-teman yang telah membantu kami untuk menyusun makalah ini.
Dan kamipun tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami harap anda sebagai pembaca memaklumi hasil karya kami yang belum sempurna ini.





Makassar 28 April 2013


Penulis





Berbicara soal tempat bersejarah dalam laporan penelitian ini akan membahas 3 tempat bersejarah,yakni Fort Rotterdam, Makam Sultan Hasanuddin dan Gua Leang Leang. Pada tahun 1545 Benteng Rotterdam dibangun oleh Raja Gowa ke-X yang bernama Imaringau Daeng Bonto Karaeng Lakiung atau Karaeeng Tunipalangga Ulaweng. Dulunya benteng ini bernama Jumpandang, setelah dijajah oleh Belanda dan benteng ini berhasil direbut benteng ini berubah nama menjadi Benteng Rotterdam untuk lebih lanjutnya semua akan dibahas padaBABII

a. Benteng Rotterdam 
1. Kenapa Penamaan Benteng Rotterdam ?
2. Pada tahun berapakah Benteng Rotterdam di bangun dan kenapa yang di bangun adalah Benteng Rotterdam ?
3. Apa fungsi dari Benteng Rotterdam dari masa ke masa ?
4. Kenapa posisi Benteng Rotterdam ini menghadap ke laut ? Apa ada filosofinya atau maksud tertentu
5. Tempa-tempat apa saja yang ada di Benteng Rotterdam ?
6. Hal-hal apa saja yang pernah terjadi di Benteng Rotterdam ?

b. Makam Sultan Hasanuddin
1. Ada berapa makam yang ada pada pemakaman ini dan siapa-siapakah yang dimakamkan disana ?
2. Siapakah Sultan Hasanuddin ?
3. Bagaimanakan peran Sultan Hasanuddin dalam Kerajaan Gowa ?
4. Kenapa Sultan Hasanuddin dimakamkan disana ?
5. Kenapa Makam Sultan Hasanuddin yang paling kecil diantara makam-makam lainnya ?
6. Kenapa Sultan diberi gelar Ayam Jantan dari Timur ?

c. Taman prasejarah leang leang
1. Kapankah Gua ini ditemukan ?
2. Siapakah yang menemukan Gua ini ?
3. Ditemoat ini ada berapa Gua ?
4. Kenapa dalam Gua-gua itu ada gambar Jari, Babi dan lainnya ?
5. Apa maksud dari setiap Gambar yang ada pada dinding gua itu ?

a. Fort Rotterdam 
1. Mengetahui asal mula penamaan Benteng Rotterdam
2. Mengetahui kapan Benteng Rotterdam dibangun dan mengapa yang dibangun adalah Benteng Rotterdam
3. Mengetahui fungsi Benteng Rotterdam dari masa ke masa
4. Mengetahui filosofi mengapa Benteng Rotterdam menghadap kelaut
 
5. Mengetahui tempat tempat apa saja yang ada di Benteng Rotterdam
6. Mengetahui hal hal yang terjadi di Benteng Rotterdam

b. Makam Sultan Hasanuddin
1. Mengetahui ada berapa Makam dan siapa siapa saja yang dimakamkan di sana
2. Mengetahui siapa Sultan Hasanuddin
3. Mengetahui peran Sultan Hasnuddin dalam Kerajaan Gowa
4. Mengetahui mengapa Sultan Hasanuddin dimakamkan disana /
5. Mengetahui mengapa makam Sultan Hasanuddin yang paling kecil
6. Mengatahui mengapa Sultan Hasanuddin diberi gelaj Ayam Jantan dari Timur

c. Taman prasejarah leang leang
1. Mengetahui kapan Gua ini ditemukan
 
2. Mengetahui siapa yang menemukan Gua ini
3. Mengetahui ada berapa Gua ditempat ini
4. Mengetahui mengapa dalam gua terdapat gambar Jari,Babi dan lainnya
5. Mengetahui maksud dari gambar yang ada pada dinding Gua










Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur sampai saat ini benteng Rotterdam digunakan untuk perdagangan dan dijadikan sebagai tempat wisata prasejarah,selain itu Benteng Rotterdam dijadikan kantor pemerintah yakni Pusat Kebudayaan Makassar, 
Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar. Salah satu obyek wisata yang terkenal disini selain melihat benteng serta museum Lagaligo adalah menjenguk ruang tahanan sempit Pangeran Diponegoro saat dibuang oleh Belanda sejak tertangkap ditanah Jawa.
Di benteng ini pernah di jajah oleh pasukan belanda, untuk memperluas daerah kekuasaannya karena kerajaan gowa memliki rempah-rempah yang banyak, Setahun lebih benteng digempur oleh Belanda dibantu oleh pasukan sewaan dari Maluku, hingga akhirnya kekuasaan raja Gowa disana berakhir. Seisi benteng porak poranda, rumah raja didalamnya hancur dibakar oleh tentara musuh. Kekalahan ini membuat Belanda memaksa raja menandatangani "perjanjian Bongaya" pada 18 Nov 1667 Di tempat ini juga Pangeran Diponegoro dipenjara.


Di Makam Sultah Hasanuddin terdapat 24 makam. Diantar 24 makam tersebut hanya 9 yang diketehui nama nama yang dimakamkan,yaitu :
1. I Taji Barani Daeng Marompa
2. Arung Lamoncong
3. Sultan Abdullah
4. Sultan Alauddin
5. Sultan Malik Usaid
6. Sultan Hassanuddin
7. Sultan Ali
 
8. Sultan Abdul Jalil
9. Sultan Amir Hamzah

Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16 yang sangat terkenal dengan keberaniannya melawan kolonial Belanda di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, ia dijuluki oleh penjajah Belanda sebagai Haanstjes van Het Oosten atau Ayam Jago dari Benua Timur. Ia lahir pada tahun 1629 dan diangkat menjadi Raja Gowa pada tahun 1652 ketika ia berusia 23 tahun. Ia menjadi Raja Gowa selama 17 tahun hingga tahun 1669. Pada usia 41 tahun, tepatnya tanggal 12 Mei 1670, Sultan Hasanuddin wafat. Ia dimakamkan di komplek pemakaman raja-raja Gowa. Di atas makamnya, tertera nama Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Mohammad Bakir Tumenanga Ribulla Pangkawi yang merupakan nama gelar Sultan Hasanuddin. Di sebelah kiri depan komplek pemakaman terdapat sebuah batu “Tomanurung” atau disebut juga “Batu Pallantikan” sebagai tempat pelantikan raja-raja Gowa. Tidak jauh dari makam, terdapat sebuah masjid kuno yang dibangun pada tahun 1603.sultan hasanuddin selama 16 tahun beliau melawan POC dibenteng soembapou. Sultan hasanuddin di makamkan di sini karena disinilah tempat pemakamaan nenek moyang beliau, makam sultan hasanuddin paling kecil di antara makam-makam lainnya karena pada saat sultan hasanuddin meninggal ia bukan lagi seorang raja, dan Sultan hasanuddin di beri gelar ayam jantan dari timur, karena pertarung, pemberani dan tajinya tajam dan beliau juga tidak pernah mundur satu langkah pun pada saat melawan POC belanda.

Goa di Leang-Leang ini ditemukan oleh Van Heekeren dan Heeren Palm.Dua arkeolog Belanda ini menemukan gambar-gambar pada dinding goa (rock painting) di Goa Pettae dan Petta Kere, dua goa di Leang-leang, pada tahun 1950.
Di wilayah ini terdapat sedikitnya 60 gua. Leang Petta Kere dan Pettae merupakan jenis gua di antara 60 gua tersebut . Peninggalan yang ditemukan pada leang Petta Kere berupa 2 gambar babi rusa dan 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah dan mata panah.
Yang ada didalam gua leang –leang adalah :
- Telapak tangan
- Gambar babi rusa yang didadanya terdaat tancapan panah
- Gamabr babi
- Alat-alat mata panah
- Kapak dari batu
- Oker untuk pewarna merah
- Fosil-fosil sisa makanan berpa kulit kerang.
Gambar telapak tangan dipercaya sebgai penolak bala roh jahat yang akan mengganggu. Babai rusa yang didadanya tertancapa panah sebagai symbol saaat berburu bias berhasil. Telapak tangan yag berjari empat di yakini sebagai bentuk turut berkabung jika ada anggota yang meninggal. System kepercayaan manusia purbakala pada masa itu adalah menganut paham animisme (percaya terhadap roh nenek moyang) serta dinamisme ( percaya terhadpa benda-benda gaib



BAB III PENUTUP


Kesimpulan

Dalam pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa provinsi Sul-Sel memiliki tempat wisata yang banyak contohnya seperti Fort Rotterdam, situs pemakamam Sultan Hasanuddin dan Taman prasejarah Leang-Leang dan dari setiap tempat wisata tersebut memiliki hasil kebudayaan yang banyak .



DAFTAR PUSTAKA

Yulistiana. 2013. http://www.dulida.com. Makassar:





Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN.. 1
A. Latar Belakang. 2
B. Rumusan Masalah. 2
C. Tujuan penulisan. 3
BAB II PEMBAHASAN.. 4
BAB II PEMBAHASAN.. 4
A. Fort Rotterdam.. 4
B. Makam Sultan Hasanuddin. 5
C. Gua Leang-Leang. 6
BAB III PENUTUP. 7
Kesimpulan. 7
DAFTAR PUSTAKA.. 8



  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar